Bulan Awalnya Menyala Lalu Mati, Ini Penjelasannya
Pada Abad 20 umat manusia mulai mengenal fakta ilmiah baru
yang memperlihatkan bahwa bulan pada awalnya ialah sebuah planet yang menyala. Keadaan hal yang demikian juga sudah dipelajari ahli astronomi yang mengungkapkan bahwa pada awalnya bulan menyala, kemudian sinarnya
lenyap menjadi benda mati (tak bersinar).
Lewat teleskop
canggih dan satelit buatan generasi pertama, para ahli astronomi pernah mengirimkan gambar rinci mengenai bulan. Dalam gambar hal yang demikian
bulan dikenal terdapat kawah-kawah gunung berapi, dataran tinggi dan lubang
besar. Selama masa pembentukannya bulan yang berdasarkan Badan Antariksa
Amerika (NASA) terwujud 4,6 juta tahun lalu, mendapatkan hantaman bertubi-tubi
dari meteor dan meteorid.
Sebab temperatur bulan ketika itu benar-benar
panas, terjadilah peleburan dahsyat di
permukaan bulan sehingga menyebabkan terbentuknya lubang, gunung tinggi serta
kawah yang menumpahkan lahar. Tapi berjalannya waktu ketika temperatur bulan menjadi dingin, disitulah sinar
bulan mulai redup seperti mulanya.
Kondisi bulan yang menyala kemudian redup juga dijelaskan
oleh Alquran, mengutip pada buku pintar Sains dalam Alquran, karya Dr Nadiah
Thayyarah, menyebutkan dalam surat Al-Isra Ayat 12 yang menjelaskan tentang
bulan awalannya menyala dan mati:
“Dan, kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda
(kebesaran kami). Kemudian, kami hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda
siang itu terang benderang (bisa membuatmu melihat)”
Pada ayat Alquran tersebut kata 'mahauna' (kami
hapuskan), kata 'al-mahwu' (penghapusan) menurut pakar bahasa
berarti ath-thams yang artinya melenyapkan cahaya atau sinar
dan al-izalah (menghilangkan) yang artinya, Allah melenyapkan dan menghilangkan
sinar bilan, bukan melenyapkan keberadaan bulan itu sendiri. Bulan masih tetap
ada tetapi sinar dan cahayanya dilenyapkan.
Tidak ada komentar